Resume Intisari dari Artikel Invisible Barriers di Korea Selatan NewsWeek 2001 - B. J. Lee dalam NewsWeek bulan Juni tahun 2001 telah menulikan sebuah artikel yang berjudul Invisible Barriers, Artikel tersebut ditulis dalam bahasa inggris dan isinya kurang lebihnya memuat tentang negara Korea Selatan yang sangat menjunjung tinggi rasa
nasionalisme dan patiotisme. Untuk lebih lengkapnya tentang Resume Intisari dari Artikel Invisible Barriers di Korea Selatan [NewsWeek 2001] silakan baca lebih lanjutnya dibawah ini.
Resume Invisible Barriers [NewsWeek 2001]
Resume Invisible Barriers
Andri Imanudin
[15/378054/PA/16529]
Andri Imanudin
[15/378054/PA/16529]
Dalam artikel yang berjudul Invisible Barriers
dituliskan bahwa masyarakat Korea Selatan sangat menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan juga patiotisme pada negaranya. Hal tersebut tergambarkan melalui masyarakat Korea Selatan yang
sangat menghargai serta merasa bangga pada saat mengenakan barang buatan dalam negeri mereka sendiri. Bahkan masyarakat Korea Selatan ini akan merasa
malu, terlebih akan dicap sebagai seorang penghianat apabila mereka terlihat
sedang menggunakan
atau mengenakan barang impor dari negara lain.
Untuk hanya sekedar
menjadi konsumen dari rokok impor dari negara lain saja mereka bisa dimasukan kedalam
penjara. Sedangkan
bagi masyarakat Korea Selatan yang berani berpergian ke luar negeri akan langsung diperiksa sebab masyarakat yang seperti ini dicurigai telah
berlaku curang terutama dalam hal pembayaran pajak.
Semua hal yang ada diatas
pada dasarnya telah menjadi suatu pola pikir dan budaya
masyarakat Korea Selatan yang bahkan sudah mendarah daging sejak masa kejayaan Korea Selatan yakni pada masa Perang Dunia yang ke-2. Rasa nasionalisme
serta patriotisme
yang demikian itu tak
mudah luntur sekalipun oleh dorongan arus globalisasi yang ada saat ini.
Contoh bukti dari
pernyataan tersebut adalah meskipun telah banyak dealer
mobil yang ada di Korea Selatan [pada
saat artikel ini dipublikasikan] memberikan
penawaran-penawaran yang menggiurkan serta menciptakan inovasi baru dalam hal memasarkan produkya
ataupun dari segi pemerintah yang
mengeluarkan peraturan atau kebijakan untuk melakukan
pemotongan tarif import hingga 8%, namun tetap saja hal itu tidak memberikan banyak berpengaruh terhadap daya beli dari masyarakat yang ada di Korea Selatan untuk membeli barang impor dari negara lain.
Arti dari invisibble barriers sendiri
berdasarkan apa
yang tertulis dalam artikel ini adalah Pola pikir dan
budaya dari suatu masyarakat yang mampu menjadi penghalang yang tidak terlihat dan
sulit ditembus oleh pihak luar yang mengancam persatuan kesatuan negaranya.
Upaya dari negara Korea Selatan dalam membangun karakter
nasional yakni rasa patrotisme dan nasionalisme masyarakatnya dalam konteks geopolitik dan geostrategi ini mulai
ditanamakan sejak dini sehingga semua masyarakat Korea Selatan merasa bangga pada saat menggunakan atau
mengenakan barang-barang lokal, serta dilain sisi akan
tumbuh rasa malu apabila menggunakan atau
mengenakan barang-barang impor dari negara lain.
Mereka yang tergiur atau memaksakan diri untuk menggunakan barang impor dari
negara lain akan dicap sebagai seorang penghianat oleh
masyarakat Korea Selatan lain yang
ada disekitarnya. Dilain sisi dari pemerintah sendiri akan memeriksa bahkan memenjarakan masyarakatnya
yang diketahui menggunakan barang mewah
seperti mobil dari hasil impor, atau terutama masyarakatnya yang berpergian ke luar
negeri karena dicurigai telah berlaku curang dalam hal pembayaran pajak.
Hal yang demikian adalah
strategi dari
negara Korea Selatan dalam menghadapi arus globalisasi yang ada saat ini yakni dengan meningkatkan rasa patriotisme dan nasionalisme. Lewat sikap tersebut
negara Korea Selatan mampu menjadi negara yang mandiri. Lalu pertanyaannya apakah bisa strategi dari negara Korea Selatan ini diterapkan di Negara Indonesia ?
0 Komentar