Assalamualaikum Wr. Wb.
Perkenalkan nama saya Andri Imanudin, saya lahir di
Brebes 27 Mei 1997. Kini saya menginjak usia 17 tahun, di umur saya yang
sekarang ini saya merasa bersyukur sekali karena saya masih diberi banyak
nikmat oleh Tuhan saya. Kini saya duduk dibangku kelas XII SMA, yang berarti di
tahun depan akan segera mengenyam pendidikan diperguruan tinggi.
Namun dibalik kebahagiaan itu hingga saat ini sudah
hampir genap satu tahun ayah saya sakit dan tak kunjung sembuh. Ini
menjadi suatu perjuangan tersendiri bagi saya dan keluarga untuk bisa dengan
sabar menghadapinya. Apalagi tahun depan saya sudah mulai untuk mengenyam
pendidikan ditingkat perguruan tinggi dan tidak dapat dipungkiri bahwa itu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sedangkan kondisi ekonomi keluarga saat
ini sedang tidak memungkinkan. Untuk itu saya yang notabene hanya seorang siswa
yang belum siap untuk terjun didunia kerja mencoba berusaha semampu saya
membatu keluarga untuk meringankan beban ekonomi. Saya mencoba mengikuti
perlombaan yang ada di internet, berbagai macam perlombaan saya ikuti dengan
harapan apabila menang bisa sedikit meringankan beban orang tua.
Terakhir kali saya mengikuti perlombaan di internet saya
berhasil memenangkan lomba Essay tingkat provinsi yang diadakan oleh Pilar PKBI
(semacam organisasi remaja), dari hasil pengumuman pada tanggal 14 desember
2014 kemarin artikel saya yang berjudul ‘Remaja + Media Sosial = ?’ berhasil
mendapatkan juara 2. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur sekali karena
hadiahnya lumayan bisa sedikit meringankan beban orang tua.
Itulah kisah saya, dalam hidup saya mempunyai prinsip
bahwa selama kita masih mempunyai 2 tangan, mempunyai 2 kaki kita tidak boleh
menyerah begitu saja kepada nasib kita harus terus berusaha. Bahkan bukan hanya
itu, kita juga masih mempunyai sebuah anugrah yang sangat luar biasa yaitu
fikiran kita. Jadi tak ada kata pasrah atau menyerah kepada keadaan, yang ada
hanya kata berusaha, berusaha dan terus berusaha untuk hidup yang lebih baik.
Ini
adalah kisah ku
Sedari
kecil aku sudah hidup tanpa sosok orangtua, himpitan ekonomi memaksa mereka
pergi ke ibu kota meninggalkan ku. Jujur, ini merupakan hal yang sangat berat
untukku. Bagaimana tidak, seorang anak yang dalam masa-masa sangat membutuhkan
bimbingan dan kasih sayang dari orangtua ditinggal begitu saja.
Meskipun
aku tinggal dengan nenekku, tapi yang namanya nenek tetap saja nenek bukan
mamah. Orangtua pastilah lebih sayang kepada anaknya, begitupun dengan nenekku
pastilah lebih sayang kepada anak-anaknya yaitu tanteku ketimbang dengan
diriku, cucunya. Hari-hari kujalani dengan berat, setiap ada masalah aku selalu
bingung dan tak kuasa menghadapinya. Bahkan tak jarang aku merenung dan
menangis seorang diri meratapi nasibku ini. Aku selalu mempertanyakan nasibku
ini kepada Tuhan. Mengapa nasibku seperti ini?
Masa
kecil yang seharusnya penuh kebahagiaan, justru menjadi masa-masa berat penuh
ketakutan dan kekhawatriran. Aku menjadi anak yang mengetahui terlebih dahulu
tentang arti kejahatan, semua perlakuan dan niatan tidak baik orang-orang
disekitarku dapat aku pahami dengan mudah namun terkadang aku hanya diam saja
menyimpannya dalam hati dan berniat membalasnya suatu hari nanti. Karena hal
itu juga aku tumbuh menjadi anak yang pintar secara logika, aku selalu menjadi
juara dikelasku namun aku bodoh secara moral. Aku menjadi orang yang pinter
keblinger, pintar namun berakhlak tidak baik
Aku
marah, aku dendam kepada semua orang yang ada disekitar ku begitu juga dengan
orangtuaku. Bahkan hingga sekarang bapakku sakit keraspun tak pernah ku
pedulikan. Yang ada didalam hati ini hanya sebuah tuntutan kepada mereka,
mengapa mereka dulu tak merawatku sendiri? Aku paham hal ini tidak baik namun
seolah semuanya sudah tertanam kuat didalam hati dan pikiran ku.
Aku hanya
berpesan kepada kalian para orangtua, jika kalian mempunyai anak. seberapapun
kalian sibuk, seberapapun susahnya kalian jangan pernah kalian lupa untuk
merawat, memperhatikan dan menyayangi anak-anak kalian. Jika memang anak kalian
tidak ingin bernasib sama sepertiku.
Sumber :
http://www.iseng-iseng.tk/
http://brebes-punya.blogspot.com
Sumber :
http://www.iseng-iseng.tk/
http://brebes-punya.blogspot.com
0 Komentar