Ibu.. ibu.. ibu..
Cerita
inspiratif ini saya dapatkan dari guru saya, kejadian dalam cerita ini
beliau alami ketika beliau masih duduk dibangku SMP. Seperti ini
ceritanya..
Setiap pulang sekolah Reni dan temannya biasa melintasi sebuah jalan yang ramai. Di jalan itu Reni selalu melihat seorang wanita paruh bawa dengan pakaian yang sudah tidak layak pakai, bahkan dari raut wajah wanita yang sudah tidak muda lagi itu dapat disimpulkan bahwa wanita itu sudah tidak “sehat” lagi.
Namun
pada hari itu ketika pulang sekolah ada satu hal yang benar-benar
membuat Reni terkejut. Dari arah belakang ada sebuah mobil mewah yang
melintas di depan Reni, mobil itu sangat bagus. Tiba-tiba saja mobil itu
berhenti tepat didepan wanita paruh baya itu. Rasa penasaran yang
teramat dalam dari hati reni membuat dirinya berhenti sejenak
memperhatikan mobil itu. “Mobil siapakah itu? Dan mau apa mobil itu
berhenti tepat didepan wanita paruh baya itu? Jangan-jangan akan
menculiknya.” Ucap Reni dalam hati.
Tak
lama kemudian keluarlah satu orang perempuan yang masih sangat muda dan
cantik berserta dua orang laki-laki dengan postur tegap dari dalam
mobil itu, mereka bertiga berjalan menghampiri wanita paruh baya itu dan
benar saja mereka langsung mengangkat dan memasukkannya kedalam mobil.
Aku yang melihat kejadian itu ingin berteriak minta tolong, namun mulut
ku ini hendak berucap tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam
mobil itu “Ibu.. ibu.. ibu..” suara teriakan perempuan histeris dengan
rasa bahagia bercampur haru terdengar dari dalam mobil. Pada saat itu
aku yang bersiap ingin berteriak meminta tolong kepada orang-orang
langsung saja mengurungkan niat ku. Aku berfikir bahwa sepertinya wanita
itu adalah anak dari perempuan paruh baya itu.
“Subhanallah,
ternyata mereka itu anak-anaknya. Tak kusangka, anak-anaknya yang sudah
begitu sukses masih berusaha untuk mencari ibunya meski ibunya kini
sudah dalam kondisi yang tidak “sehat” lagi. Sungguh betapa sangat
berharganya sosok seorang ibu.”
Nenek ku pahlawan ku
Terima
kasih nenek, terima kasih. Cuma kata itu yang sekarang bisa aku berikan
kepada mu. Dia yang selalu ada untukku, merawat ku sejak kecil, juga
yang mengejarkan tentang makna hidup kepada ku.
Nama
ku andri, semenjak kecil aku sudah dititipkan oleh orangtua ku ditempat
nenek ku. Alasan ekonomi membuat orangtua ku melakukan itu. Aku bisa
menerimanya, tapi yang namanya anak tetaplah anak. Dalam masa-masanya
seorang anak sangat membutuhkan kasih sayang dan bimbingan dari orang
tuanya, tanpa terkecuali diri ku ini. Namun itu semua hanya mimpi
belaka bagi ku, karena semenjak itu aku sudah kehilangan sosok orangtua.
Ditambah lagi hanya satu tahun sekali orangtua ku itu pulang dari
perantauannya. Tak jarang aku sering merenung dan bersendih sendiri
karena hal itu.
Hari-hari
kujalani dengan sangat berat, dengan masalah-masalah yang harus
diselesaikan seorang diri. Namun yang paling membuat ku sedih adalah
ketika aku menyaksikan ada seorang anak tetangga ku yang begitu dekat
dengan kedua orangtuanya. Setiap sore anak itu selalu bersama
orangtuanya, diajak jalan-jalan, digendong, dibelikan jajan dan tak
jarang mendapat sapaan mesra dari kedua orangtuannya itu. Aku tak kuasa
menahan gejolak yang ada didada ku karena hal itu “aku rindu orangtua
ku”. Aku terkadang lari masuk kedalam kamar ku, sesampainya dikamar tak
sadar air mata keluar begitu saja dari mata ku. Disaat saat seperti
itulah nenek selalu ada untuk ku, dia selalu mengusap air mata yang
keluar dari mataku ini. Setelah itu dia juga mencoba untuk menghiburku,
mengobati semua sedih ku dengan pelukan kasih sayangnya. Tak jarang
dilain waktu nenek juga berkenan untuk mendengarkan semua keluh kesah
ku, membantu menyelesaikan setiap masalah yang aku alami dalam hidup dan
juga mengajarkanku makna kehidupan.
Terima
kasih nenek engkau telah menjadi semangat ku selama ini, menjadi cahaya
yang selalu menerangi ku dalam gelapnya hidup ini. Nenek you’re my hero
:*
Sumber :
http://www.iseng-iseng.tk/
http://brebes-punya.blogspot.com
Sumber :
http://www.iseng-iseng.tk/
http://brebes-punya.blogspot.com
0 Komentar